Minggu, 25 November 2012

Sistem Stek Tingkatkan Produksi Kopi

Dishubkominfo Pagaralam - Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam mengimbau petani di daerah ini untuk menanam pohon kopi dengan cara stek. Karena de¬ngan distek hasilnya bisa ber¬lipat ganda dibanding dengan menanam pohon kopi seperti biasa. Dimana, hasil yang didapat bisa menyamai bahkan me¬lebihi hasil, pohon kopi yang ditanam lebih banyak. Sehingga petani kopi di Kota Pagaralam tidak perlu lagi banyak menanam pohon kopi yang mencapai ribuan batang. Selain pengelolahannya sulit, hasil yang didapat juga kerap naik turun. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishut¬bun) Kota Pagaralam H Komli Sumani Samsago didampingi Kepala Bidang (Kabid) Kelem¬bagaan dan Pengolahan Hasil Perkebunan Dekki Aprizal mengatakan, sebagai daerah yang dikenal penghasil komo¬ditas kopi yang cukup besar, Pemerintah Kota Pagaralam dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan senantiasa berusaha mengembangkan dan menggalakan teknologi stek sambung terhadap ta¬naman kopi. Pasalnya, dengan upaya tersebut produksi kopi bisa meningkat tajam. Jadi, tidak perlu lagi banyak pohon kopi yang ditanam dengan teknologi ini. "Sekarang dengan hanya mengelolah 2.000-3.000 batang pohon kopi menggunakan tek¬nologi stek, petani bisa me¬manen kopi berton-ton yang bisa menyamai tanaman kopi 8.000-10.000. Selain perawatan ringan, cara ini terbukti pro¬duktif dan para petani harus segera mempraktekannya," kata dia. Dengan adanya teknologi ini, menurut dia, pelatihan bagi petani kopi dan pelaku agro¬bisnis sangat berguna dan ber¬tujuan memberikan bekal bagi para petani kopi agar lebih ma¬ju dan modern. Jadi, dalam upaya meningkatkan produk¬tifitas panen kopi melalui cara stek sambung diharapkan da¬pat memicu peningkatan hasil kopi di Kota Pagaralam. "Dengan cara ini hasil yang di dapatkan ketika memasuki masa panen dapat lebih me¬ningkat dibanding dengan hasil ketika belum penyetekan. Hal ini terbukti dari petani yang sudah meng¬gunakan teknologi ini," paparnya. Mengenai mekanisme atau¬pun cara melakukan stek, da¬pat dilakukan dengan bebera¬pa cara sesuai dengan keingin¬an petani kopi itu sendiri, se¬misal menggunakan sistem stek belah dan sisipan. "Intinya, dalam melakukan stek sambung kopi, tergantung dengan kepiawaian, keteram¬pilan petani, dan tingkat kese¬hatan tanaman kopi. Begitu¬pun memperhatikan kondisi cuaca, baiknya penyetekan ti¬dak dilakukan bila memasuki musim penghujan karena akan membuat bibit stek busuk," jelas dia. Lebih jauh dikatakannya sebagaimana kondisi yang ada sejauh ini pengembangan tek¬nologi stek sambung untuk ta¬narnan kopi di Pagaralam cu¬kup berhasil, bahkan berkat stek produksi kopi bisa me¬ningkat antara 30-40%. Mardan,51, salah satu pe¬tani kopi yang sudah meng¬gunakan teknologi stek menga¬takan, selain bisa meningkat¬kan produksi kopi, kopi stek juga terbilang cukup tahan ter¬hadap hama, termasuk cuaca ektrim sekalipun sehingga pa¬da cuaca panas maupun hijan tidak berpengaruh besar ter¬hadap produksi kopi. "Biasanya kopi yang sudah distek bisa tahan terhadap cuaca panas maupun hujan, sehingga musim tidal( mem¬pengaruhi produktivitas ko¬pi. Berbeda dengan kopi tidak stek,ketika hujan buah terka¬dang membusuk hingga ber¬pengaruh terhadap penurun¬an hasil panen," tukasnya. (Sumber: Seputar Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar