Dishubkominfo Pagaralam
- Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam mengimbau petani di daerah ini
untuk menanam pohon kopi dengan cara stek. Karena de¬ngan distek
hasilnya bisa ber¬lipat ganda dibanding dengan menanam pohon kopi
seperti biasa. Dimana, hasil yang didapat bisa menyamai bahkan me¬lebihi
hasil, pohon kopi yang ditanam lebih banyak. Sehingga petani kopi di
Kota Pagaralam tidak perlu lagi banyak menanam pohon kopi yang mencapai
ribuan batang. Selain pengelolahannya sulit, hasil yang didapat juga
kerap naik turun. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishut¬bun)
Kota Pagaralam H Komli Sumani Samsago didampingi Kepala Bidang (Kabid)
Kelem¬bagaan dan Pengolahan Hasil Perkebunan Dekki Aprizal mengatakan,
sebagai daerah yang dikenal penghasil komo¬ditas kopi yang cukup besar,
Pemerintah Kota Pagaralam dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan
senantiasa berusaha mengembangkan dan menggalakan teknologi stek sambung
terhadap ta¬naman kopi. Pasalnya, dengan upaya tersebut produksi kopi
bisa meningkat tajam. Jadi, tidak perlu lagi banyak pohon kopi yang
ditanam dengan teknologi ini. "Sekarang dengan hanya mengelolah
2.000-3.000 batang pohon kopi menggunakan tek¬nologi stek, petani bisa
me¬manen kopi berton-ton yang bisa menyamai tanaman kopi 8.000-10.000.
Selain perawatan ringan, cara ini terbukti pro¬duktif dan para petani
harus segera mempraktekannya," kata dia. Dengan adanya teknologi ini,
menurut dia, pelatihan bagi petani kopi dan pelaku agro¬bisnis sangat
berguna dan ber¬tujuan memberikan bekal bagi para petani kopi agar lebih
ma¬ju dan modern. Jadi, dalam upaya meningkatkan produk¬tifitas panen
kopi melalui cara stek sambung diharapkan da¬pat memicu peningkatan
hasil kopi di Kota Pagaralam. "Dengan cara ini hasil yang di dapatkan
ketika memasuki masa panen dapat lebih me¬ningkat dibanding dengan hasil
ketika belum penyetekan. Hal ini terbukti dari petani yang sudah
meng¬gunakan teknologi ini," paparnya. Mengenai mekanisme atau¬pun cara
melakukan stek, da¬pat dilakukan dengan bebera¬pa cara sesuai dengan
keingin¬an petani kopi itu sendiri, se¬misal menggunakan sistem stek
belah dan sisipan. "Intinya, dalam melakukan stek sambung kopi,
tergantung dengan kepiawaian, keteram¬pilan petani, dan tingkat
kese¬hatan tanaman kopi. Begitu¬pun memperhatikan kondisi cuaca, baiknya
penyetekan ti¬dak dilakukan bila memasuki musim penghujan karena akan
membuat bibit stek busuk," jelas dia. Lebih jauh dikatakannya
sebagaimana kondisi yang ada sejauh ini pengembangan tek¬nologi stek
sambung untuk ta¬narnan kopi di Pagaralam cu¬kup berhasil, bahkan berkat
stek produksi kopi bisa me¬ningkat antara 30-40%. Mardan,51, salah satu
pe¬tani kopi yang sudah meng¬gunakan teknologi stek menga¬takan, selain
bisa meningkat¬kan produksi kopi, kopi stek juga terbilang cukup tahan
ter¬hadap hama, termasuk cuaca ektrim sekalipun sehingga pa¬da cuaca
panas maupun hijan tidak berpengaruh besar ter¬hadap produksi kopi.
"Biasanya kopi yang sudah distek bisa tahan terhadap cuaca panas maupun
hujan, sehingga musim tidal( mem¬pengaruhi produktivitas ko¬pi. Berbeda
dengan kopi tidak stek,ketika hujan buah terka¬dang membusuk hingga
ber¬pengaruh terhadap penurun¬an hasil panen," tukasnya. (Sumber: Seputar Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar